Bismillah,
Salam Berkah Sahabat...
Ngomongin sedekah nggak akan pernah ada matinya. Tapi pembahasan ini akan menjadi sangat menarik ketika dihadapkan pada orang-orang yang lagi bangkrut.
Kenapa?
Jelas, keimanan dan ketaqwaannya pada Allah akan diuji. Beranikah, atau takutkah...
Kenapa Saya berkata demikian?
Karena bagi orang-orang yang bangkrut, jangankan bersedekah, untuk membiayai kebutuhan hidup aja susah. Bener gak?
Tapi di sisi lain, mereka dihadapkan dengan dilema luar biasa antara bersedekah atau membayar utang/menutupi kerugian. Hayo, milih mana?
***
Ada seorang teman yang konsul ke Saya untuk bertanya dan penasaran,
"Kang, menurut AKang, mendingan mana, bayar utang dulu, atau sedekah dulu?"
Dihadapkan dengan pertanyaan seperti itu, tentu membuat Saya bingung.
Tapi bukan justru menampakkan kebingungan, Saya malah tersenyum sembari berkata:
"Mas, yang Saya tahu, bayar utang itu wajib, sedangkan sedekah itu nggak wajib.
Dengan pemahaman demikian, tentu Mas tahu kan mana yang harus didahulukan?"
Rasulullah bersabda:
"Menunda pembayaran hutang bagi orang yang kaya itu suatu kedzoliman"
Teman Saya pun akhirnya tahu apa yang harus dia lakukan.
Sialnya, dia pun penasaran dengan cara Saya dalam membayar hutang 7,7 miliar. Pertanyaan pun keluar dari mulutnya,
"Oh ya kang, kalau kang Dewa sendiri, kan tanggungannya besar tuh, nyampe miliaran, itu gimana cara selesainnya?"
Ah, ini orang, sudah diprediksi, ujung-ujungnya pasti akan bertanya hal ini. Mari Saya jelaskan...
***
"Mas, kasus Saya berbeda..."
"Pertama, utang 7,7 miliar sebenarnya bukan utang, melainkan kerugian yang harus Saya tanggung. Jadi, secara syara', jatuhnya bukan utang, melainkan sedekah.
Sehingga sambil mengembalikan uang investor, Saya bisa niatkan untuk sedekah."
"Kedua, nilai kerugian tersebut bukan cuma jutaan, tapi miliaran.
Bakal gak masuk akal kalau Saya mendahulukan bayar utang ketimbang sedekah.
Misalkan penghasilan Saya 5 juta per bulan, utang Saya 7,7 miliar, maka untuk bisa lunas dan bebas utang,
Saya membutuhkan waktu 128 tahun. Aih, keburu mati. Maka, Saya mendahulukan sedekah. Karena Saya ingin menjemput keajaiban..."
"Ketiga, Saya yakin sama janji-janji Allah. Ketika Allah memerintahkan kita bersedekah, maka bersedekahlah. Ketika Allah memerintahkan kita bersedekah dengan harta yang dicintai, maka lakukanlah. Ketika Allah memerintahkan kita bersedekah saat kondisi sempit, maka cobalah."
***
Di dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan kita untuk bersedekah dengan harta yang kita cintai, ayatnya:
"Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai..."
(QS. Al-Imran: 92).
Maka saat Saya mendengar dan memahami ayat itu, misal penghasilan sebulan 10 juta,
ambil 2 juta untuk kebutuhan hidup, sisanya sedekahkan saja.
Alhasil, hampir 80% penghasilan Saya sedekahkan.
Rekening tabungan nambah saldonya cuma sebentar, sisanya numpang lewat doang...